14 Januari 2022

BAGAIMANA CARA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KURIKULUM PROTOTIPE SECARA MANDIRI?

Kurikulum prototipe merupakan kelanjutan dari kurikulum 2013 dengan salah satu tujuannya adalah untuk pemulihan pembelajaran karena dampak dari pandemi Covid-19. Setelah dilakukan evaluasi dari Kemdikbudristek penerapan kurikulum 2013 masih banyak kelemahannya dengan banyak materi pelajaran dan dalam penerapannya guru masih dominan dalam pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Maka melalui tulisan ini, penulis ingin memberikan informasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam menerapkan kurikulum prototipe ini dan pada akhir tulisan terdapat tautan berbagai informasi yang berkaitan dengan Plattform atau aplikasi "Merdeka Mengajar" yang sudah digunakan selama ini oleh sekolah penggerak.

Saat penerapan kurikulum darurat, terjadi mitigasi 73 persen dari learning loss. Dan ini dilanjutkan dengan kurikulum prototipe pemulihan pembelajaran yang menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum prototipe. Selama dua tahun, yaitu tahun 2022 sampai dengan 2024 sekolah dapat menerapkan kurikulum prototipe ini. Untuk kemudian akan kita evaluasi kembali dan akan dijadikan kurikulum secara nasional. Kurikulum prototipe ini mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Di tahun ini tidak ada kebijakan kurikulum baru, tetapi kebijakan pemulihan pembelajaran akibat pandemi. Dalam dua tahun ke depan, kurikulum yang disederhanakan akan terus dievaluasi sambil memperkenalkan kepada seluruh masyarakat. Oleh karena itu, untuk melihat efektivitas penerapan kurikulum prototipe secara terbatas, satuan pendidikan yang telah bergabung dalam barisan Sekolah Penggerak akan dilibatkan. bahwa penerapan kurikulum prototipe bukan suatu perintah, melainkan pilihan.

Namun bagi sekolah yang masih mau menerapkan kurikulum 2013 tetap juga masih diperbolehkan. Jadi untuk tahun pelajaran 2022/2023 sekolah boleh memilih 4 opsi dalam pemilihan kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikannya masing-masing. Pilihan atau opsi tersebut adalah: 1) menggunakan kurikulum 2013 secara utuh; 2) kurikulum darurat; 3) kurikulum yang disederhanakan secara mandiri; dan 4) kurikulum prototipe.

Kemdikbudristek menginginkan agar satuan pendidikan secara sukarela menerapkannya berdasarkan pemahaman yang baik sehingga merasa memiliki dengan kurikulum apapun yang dipilih. Bukannya mengatakan ini kurikulum pusat. Sekali lagi, tidak ada unsur paksaan karena kalau status kebijakan ini sifatnya tidak wajib. Namun bagi sekolah yang akan melaksanakan kurikulum prototipe secara mandiri maka perlu melakukan  3 tahap persiapan seperti pada gambar di bawah ini.

Bagi satuan pendidikan yang tertarik, sebagai langkah awal, mereka akan diberi pemahaman tentang paradigma kurikulum ini terlebih dahulu. Lalu, sekolah diberi kebebasan untuk memilih apakah ingin langsung belajar sambil praktik, atau ingin mempelajari dulu konsepnya selama satu tahun untuk kemudian baru diimplementasikan di tahun berikutnya. Kemudian, guru dan siswa diberi kesempatan untuk memberi umpan balik terkait pengalaman mereka selama menjalankan kurikulum ini.Kemudian pemerintah akan membantu melalui penyediaan berbagai sarana dan pendampingan yang dibutuhkan seperti di bawah ini:

Pelaksanaan kurikulum prototipe akan dilaksanakan secara bertahap baik bagi sekolah penggerak maupun sekolah yang melaksanakan secara mandiri. Seperti pada pelaksanaan kurikulum 2013 dulu yang dilaksanakan pada kelas X terlbih dahulu baru kemudian dilaksanakan secara keseluruhan. Kemudian juga Kemdikbudristek telah menyediakan platform "Merdeka Mengajar" untuk mengakses bahan atau sumber belajar dalam mengimplementasikan kurikulum prototipe ini yang bisa diunduh pada Play Store Smart Phone anda. Cara mengunduh dan menginstal aplikasi ini serta informasi lainnya dapat dilihat pada akhir tulisan ini.

Kepala sekolah harus paham betul konsep pembelajaran yang berorientasi pada siswa supaya bisa mengelola SDM yang ada di satuan pendidikan dan melihat kualitas belajar siswa. Kepala sekolah juga harus melakukan supervisi ke dalam kelas, serta membangun jejaring dengan komite dan masyarakat untuk menjamin proses belajar yang berlangsung memiliki manfaat.

Tautan unduhan seputar informasi dan cara penggunaan Platform Merdeka Mengajar dapat diakses di bawah ini:

  [Infografik] Pengenalan Platform Merdeka Mengajar 

  [Infografik] Cara Instal dan Login Platform Merdeka Mengajar 

  [Infografik] Pelatihan Mandiri dan Video Inspirasi 

  [Infografik] Menggunakan Aksi Nyata 

  [Infografik] Pengenalan Bukti Karya Saya 

  [Infografik] Cara Menggunakan Bukti Karya Saya 

  [Infografik] Mengelola Kelas dan menggunakan Asesmen Murid 

  [User Manual] Instal, Login, Kelas, Perangkat Ajar, dan Asesmen Murid

  [User Manual] Menu Kelas 

  [User Manual] Asesmen Murid 

  [User Manual] Perangkat Ajar 

  [User Manual] Pelatihan Mandiri dan Video Inspirasi 

  [User Manual] Bukti Karya Saya 

  [Video Tutorial] Instal dan Login Platform Merdeka Mengajar

  [Video Tutorial] Mengenal Platform Merdeka Mengajar

  [Video Tutorial] Mencari dan Mengunduh Perangkat Ajar

  [Video Tutorial] Menandai dan Membuat Folder Modul Ajar

  [Video Tutorial] Memanfaatkan Menu Kelas

  [Video Tutorial] Menggunakan Asesmen Murid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Membangun dan Melaksanakan Kegiatan Komunitas Belajar dalam Sekolah

Saat ini sudah mulai dirasakan kebutuhan  komunitas belajar , apa lagi dengan adanya Program Merdeka Belajar berupa Implementasi Kurikulum M...